Merawat Fitroh Setelah Puasa Ramadhan

Oleh : Nunu Anugrah Perdana, S.Pd.,S.T.,M.Pd.I.

الحمد الله الذي أنزل الكتاب تبيانالكل شيء وهدي ونورا وبشري للمسلمين. أشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، اللهم صلي وسلم علي نبينا محمد وعلي اله وأصحابه أجمعين أما بعد.

فيا عباد الله، أوصيكم واياي بتقوي الله فقد فاز المتقون، قال الله تعالي في كتابه الكريم إن الله يحب التوا بين ويحب المتطهرين.

الله أكبر، الله أكبر، لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد الله، أكبر الله أكبر ، والحد لله كثيرا، وسبحان الله بكرة واصيلا لا إله إلا الله والله أكبر، الله أكبر و لله الحمد

Alhamdulillah pada pagi ini marilah kita bersyukur karena kita bisa melaksanakan shalat raya idul fitri sebagai tanda bahwa kita telah melaksanakan ibadah shaum sebulan penuh di bulan Ramadham.

Idul fitri dinamakan hari raya berbuka puasa atau hari raya makan makan karena fitri nya berasal dari kata fitroh yang juga berasal dari ifthar yang artinya berbuka puasa.

Keberhasilan puasa ramadhan diukur dari kualitas cara makan dan minum setelah puasa ramadhan. Kalau kita bisa mengendalikan makan dan minum ketika berpuasa, itu sih wajar karena kita sedang berpuasa. Tapi jika kita masih bisa mengendalikan makan dan minum di luar bulan ramadhan, itu lah keberhasilan dari puasa ramadhan. Setelah sebulan melewati madrasah ramadhan melakukan riyadhoh (latihan) hasil latihan tersebut tergambar dari perilaku makan dan minum di luar bulan suci ramadhan.

كلوا واشربوا ولا تسرفوا، إنه لا يحب المسرفين

“Makan dan minumlah dan janganlah kalian berlebih lebihan sesungguhnya Allah tidak suka orang-orang yang berlebih lebihan”.

(Q.S. Al-A’rof: 31)

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham

Tetapi fenomena yang terjadi setelah lebaran, banyak pasien yang datang ke rumah sakit dan klinik kesehatan dengan keluhan pencernaan dan diare. Itu berarti hasil puasa ramadhan selama sebulan tidak tergambar setelah bulan ramadhan. Justru setelah ramadhan banyak diantara kita yang tidak bisa mengendalikan makan dan minum atau makan dan minum secara berlebihan sehingga mengalami penyakit diare dan gangguan pencernaan.

Allahu Akbar-Allahu Akbar walillahilham

Di bulan suci Ramadhan kita diajarkan berbuka puasa secara tidak berlebihan. Pertama minum dan makan yang manis-manis (sunnah nya kurma 3 butir), lalu shalat maghrib, setelah itu makan secukupnya lalu bersiap untuk ke masjid melaksanakan shalat isya berjama’ah dan shalat taraweh. Lalu setelah shalat taraweh makan minum lagi secukupnya.

Tidak boleh ketika berpuasa semua yang ada di meja masuk ke dalam mulut karena hak perut itu kata Nabi SAW :

فثلت لطعامه وثلث لشرا به وثلث لنفسه

1/3 untuk makan, 1/3 untuk minum, dan 1/3 untuk bernafas.

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham.

Namun juga tidak salah jika idul fitri dinamakan juga hari merayakan kesucian berdasarkan hadist Nabi SAW :

من صام رمضان إيمانا واحتسابا غفرله ماتقدم من ذنبه

“Barangsiapa yg berpuasa karena iman dan mengharapkan pahala dari dari Allah maka akan diampuni dosa-dosa nya yang telah lalu”. (H.R. Sunan Abu Dawud).

Namun setelah kembali fitroh/suci janganlah kita disindir oleh Allah SWT dalam firman-Nya Q.S. An-Nahl: 92

ولا تكونوا كالتي نقضت غزلها من بعد قوة انكاثا

“Dan janganlah kalian seperti wanita tua yang menguraikan benang yang sudah dipintal dengan kuat menjadi cerai berai kembali…”.

Dahulu di kota Mekah pada zaman jahiliyah ada seorang wanita yang bernama Rithoh yang ditinggal oleh suaminya dgn alasan untuk berniaga ke Syam, namun setelah lama suaminya tidak pulang. Sampai Rithoh menanyakan ke setiap kafilah yang kembali dari Syam apakah bertemu dengan suaminya di Syam, mereka tidak satu pun melihat suami Rithoh di Syam.

Sampai akhirnya Rithoh pun kecewa, dalam kesendiriannya untuk mengisi waktu dia memintal benang wol dgn kuat dan menjadi kain yang kuat, besok nya kain wol yang kuat itu diurai kembali menjadi benang wol yang tercerai berai.

Lalu besoknya dipintal kembali menjadi kain dan besok nya lagi diurai kembali menjadi benang wol.

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham

Kita selama satu bulan Ramadhan dilatih untuk menjadi orang yang shalah dengan rajin melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, jangan sampai kita menjadi seperti perumpamaan dalam Al-Quran seperti Rithoh. Setelah Ramadhan berlalu kita justru mengotori diri ini yang suci dengan perbuatan maksiat dan dosa.

Allahu Akbar Allahu Akbar Walillahilham

Untuk merawat fitrah setelah puasa ramadhan yaitu dengan konsisten melaksanakan ibadah kepada Allah.

وما خلقت الجن والإنس الا ليعبذون

“Dan tidak lah Aku Ciptakan jin dan Manusia melainkan untuk berinadah kepada-Ku…”.

(Az-Zariyat : 56)

Agar konsisten maka tanamkan bahwa kita butuh beribadah kepada Allah SWT. Kita butuh rahmat Allah maka dari itu kita rajin ke masjid karena do’a masuk masjid :

اللهم إفتحلي ابواب رحمنك

 “Ya Allah buka kanlan pintu rahmat-Mu”.

Kita butuh ampunan dosa-dosa kita maka kita sering berangkat ke masjid karena dalam sebuah hadits langkah kaki menuju masjid akan menggugurkan dosa.

Selanjutnya agar konsisten beribadah tanamkan rasa cinta untuk beribadah. Rasa cinta itu yang membuat yang jauh menjadi dekat, dan tidak ada beban melakukannya

Dan terakhir agar konsisten beribadah perkuat dan luruskan niat. Walaupun rumah dekat hanya sejengkal dari masjid, jika tidak ada niat maka tidak akan pernah pergi ke masjid. Walaupun harta berlimpah jika tidak ada niat maka tidak akan pernah bershadaqah.

Semoga setelah melalui madrasah Ramadhan kita akan tetap konsisten merawat fitroh dengan tetap rajin beribadah kepada Allah SWT, Aamiin

Mari kita tutup khutbah id ini dengan bersama-sama berdo’a!

الحمدلله رب العالمين

اللهم صلي علي محمد وعلي اله وصحبه اجمعين

اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات، اللهم ثقبل منا صيامناوقيامنا، اللهم اجعل هذا العيدامبادكالنا ولأمةالاسلام اجمعين، اللهم انا نسألك علما نافعاورزقاطيباوعملا متقبلا، ربنا أتنا في الدنياحسنة وفي الاخرة حسنة وقنا عذاب النار.

وصلي االه علي نبينا محمد وعلي اله وصحبه اجمعين،

الحمد للله رب العالمبن

Penulis : Nunu Anugrah Perdana, S.Pd.,S.T.,M.Pd.I. (Sekretaris PD Muhammadiyah Kab. Cirebon)