ghostwhite-elephant-104947.hostingersite.com, Bandar Lampung – Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Provinsi Lampung bekerja sama dengan Tular Nalar MAFINDO mengadakan kegiatan Pelatihan Akademi Digital Lansia (ADL) bagi 100 lansia di Gedung ‘Aisyiyah Provinsi Lampung Jl. Tulang Bawang, Enggal, Kota Bandar Lampung, pada Ahad (11/08/24). Seratus peserta tersebut perwakilan dari Pimpinan Daerah dan Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah se-kota Bandar Lampung, Wanita Katholik Republik Indonesia (WKRI), Inisiatif Lampung Sehat (ILS) dan Guru SDIT Muhammadiyah Gunung Terang Bandar Lampung.
Hadir pada kegiatan ini bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung Warsito, Wakil Ketua 1 Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Lampung Siti Munawaroh Harun, Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah Departemen Pusintek Isnatul Chasanah, serta Organisasi Otonom Muhammadiyah tingkat wilayah (Pemuda Muhammadiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah), kantor perwakilan wilayah Lazismu Provinsi Lampung, Komisioner KPU Provinsi Lampung Antoniyus, dan Wakil Sekretaris 2 Forum Puspa Lampung Muhammad Fajar Santoso.
Baca Juga : Nasyiatul Aisyiyah Gelar FGD Multistakeholder untuk Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak
Dalam sambutannya, Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Lampung, Warsito menekankan pentingnya tiga hal. Pertama, Indonesia menjadi pengguna gawai tertinggi di Asia Tenggara, tapi norma dalam dunia digital menunjukkan Indonesia berada di urutan terendah, sehingga hal ini harus disikapi dengan bijak. Kedua, informasi negatif yang bertebaran di media sosial harus kita kalahkan dengan menebarkan informasi-informasi positif. Ketiga, Indonesia memiliki nilai dasar gotong royong, semangat, serta integritas dan etos kerja yang tinggi. Untuk itu, Masyarakat Indonesia perlu kembali pada nilai-nilai tersebut.
“Maka, betapa pentingnya kegiatan Akademi Digital Lansia untuk diikuti, mengingat maraknya hoaks dan penipuan digital yang berpotensi menggiring opini dan perpecahan,” ungkap Warsito.
Baca Juga : Tanwir 1, Nasyiatul Aisyiyah Ambil Peran Kebangsaan Jalur Kultural
Sementara itu, Ketua PWNA Provinsi Lampung, Ani Lidyawati mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang dilakukan PPNA dengan Tular Nalar dalam memberikan edukasi literasi media terhadap peserta Akademi Digital Lansia. “Harapan saya kepada ibu-ibu lansia ‘Aisyiyah, WKRI, ILS, dan Guru SDIT Muhammadiyah untuk dapat mengikuti kegiatan ini dengan serius dan memhami materi dengan seksama sehingga saat kembali ke daerah dan komunitasnya masing-masing dapat menjadi penggiat literasi digital di kalangan perempuan. Memahami bagaimana cara mengidentifikasi hoaks dalam menghadapi Pilkada dan penipuan di dunia digital,” katanya.
Kegiatan ini merupakan program kerja sama antara Pimpinan Pusat Nasyiatul Aisyiyah dengan Tular Nalar MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) yang diturunkan kepada Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah Provinsi Lampung. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan lansia dalam mengidentifikasi dan menyikapi hoaks melalui literasi digital. Selain itu, menjelang pemilihan kepala daerah serentak 2024, PWNA Provinsi Lampung juga menggandeng KPU Provinsi Lampung untuk membentuk pemikiran kritis lansia dalam mengelola informasi hoaks dan fakta di media digital.
Baca Juga : Dorong Kemajuan Gerakan Perempuan, Nasyiatul Aisyiyah Jawa Tengah Gelar Konsolidasi
Akademi Digital Lansia dilakukan dengan metode diskusi di kelompok-kelompok kecil. Sebelum itu, peserta terlebih dahulu mendapatkan pemaparan dari Antoniyus, Komisioner KPU Provinsi Lampung bertajuk ”Demokrasi Digital, Hoaks, dan Perempuan Lansia” sebagai bentuk Pendidikan Pemilih Pilkada 2024. Antoniyus juga mengharapkan pelatihan ini dapat membuka wacana dan dunia baru bagi lansia di Kota Bandar Lampung dalam menjelajahi dunia digital dan juga bijak menggunakan media sosial dalam menghadapi penipuan digital, serta mampu mencari informasi dalam memutuskan sosok yang akan dipilih sebagai pemimpin daerah secara objektif.
MAFINDO (Masyarakat Anti Fitnah Indonesia) sendiri adalah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk memerangi misinformasi dan hoaks. Berdiri pada tahun 2016, MAFINDO memiliki lebih dari 95.000 anggota online dan 1.000 sukarelawan. MAFINDO memiliki 20 kantor yang tersebar di seluruh Indonesia dan mencakup berbagai bidang, termasuk namun tidak terbatas pada pencegahan hoax, hoax busting, edukasi publik, seminar, lokakarya, advokasi, pengembangan teknologi anti-hoax, penelitian, dan keterlibatan sosial di tingkat akar rumput.(CM)
Sumber : PWNA Lampung