Jangan Salah Bercemburu

1
80
Oleh: Syamsudin Kadir (Penulis Buku “Ketika Allah Memilihmu”)

ghostwhite-elephant-104947.hostingersite.com  —  Kehidupan dunia kerap membuat kita silau dan terjebak lalu lupa pada berbagai nikmat yang Allah berikan kepada kita selama ini. Dunia memang begitu, ia kerap membuat kita tergoda untuk menyisih dan lupa hakikat kehidupan yang sesungguhnya. Materi dunia, jabatan dan karir mentereng orang di luar sana kadang membuat kita gelisah dan merasa Allah sudah tak peduli dan tak mengurus kita lagi. Kita merasa tak berharga dan tak semangat untuk menjalani kehidupan ini.

Padahal kalau mau jujur, berbagai nikmat yang Allah berikan selama ini sejatinya kerap kita lalaikan. Kita sering tak bersyukur atas apa yang Allah anugerahkan kepada kita. Bukan saja nikmat iman, islam dan sehat tapi juga kehidupan dunia ini yang masih kita nikmati dengan riang gembira. Kalau Allah mau, tentu manusia seperti kita sudah layak diberi hukuman. Tapi lagi-lagi Allah sangat sayang pada kita. Allah masih menyediakan ruang dan kesempatan pada kita untuk berbenah. 

Kehidupan yang kita lalui atau alami saat ini mesti menjadi titik untuk terus bersyukur kepada Allah. Berbagai nikmat yang Allah berikan kepada mereka di luar sana tak mesti membuat kita iri dan sakit hati. Sebab takdir dan rezeki setiap kita sudah Allah gariskan. Kita lebih baik mendoakan yang terbaik lalu terus bersyukur atas apa yang kita peroleh selama dan saat ini. Bukan kah kita sering mendengar para penceramah mengatakan: rezeki itu tertakar dan takkan tertukar?

Manusia yang layak dicemburui adalah dia yang sibuk dengan kebaikan dunia dan akhirat. Dia yang sibuk untuk kepentingan diri dan keluarga juga kehidupan akhiratnya. Kita layak cemburu dengan kebaikan mereka di luar sana yang dalam kondisi apapun masih mampu berbuat baik. Bahkan dalam kondisi sulit, mereka masih mampu menjaga kualitas ibadah mereka. Apapun yang mereka alami dan kehidupan yang mereka rasakan sekarang menjadi trigger untuk terus meningkatkan kualitas diri di hadapan Allah.

Dinamika hidup termasuk perihal naik turunnya karir adalah ujian yang tak selalu bermakna buruk bagi kehidupan kita. Bisa jadi itu cara Allah dalam rangka meningkatkan kualitas kita di hadapan-Nya. Ibarat seorang siswa yang sedang menempuh pendidikan, bisa jadi kondisi demikian juga semua kesulitan dan kesedihan yang kita alami merupakan ujian terbaik agar bisa naik kelas. Dengan berbagai tantangan hidup kita semakin menyadari perlunya manajemen hidup dan menjalani kehidupan ini dengan tertib dan selalu dalam bingkai ajaran-Nya. 

Maka teruslah berbuat baik, terus menjadi sosok yang lebih baik. Setiap detik yang kita lalui mesti berkualitas, ya diisi dengan aktivitas yang baik dan bermanfaat. Tak boleh sedetik pun waktu berlalu begitu saja dengan sia-sia. Jangan sampai ada waktu yang berlalu begitu saja karena kita berbuat maksiat dan berdosa kepada Allah. Kenyataan hidup tak boleh meruntuhkan semangat kita untuk kembali pada jalan yang Allah ridhoi. Percayalah bahwa semua ikhtiar baik bakal berdampak baik. Allah Maha Mendengar dan Melihat.

Tak boleh iri dan dengki lagi. Cukup sudah masa lalu penuh dosa dan maksiat. Teruslah menjaga kecemburuan kita pada jalurnya yang benar. Cemburulah pada mereka yang sibuk berbuat baik. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh hasad (ghibtoh) kecuali pada dua orang, yaitu orang yang Allah anugerahkan padanya harta lalu ia infakkan pada jalan kebaikan dan orang yang Allah beri karunia ilmu ia menunaikan dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ya, manusia yang layak kita cemburu hanya itu. Yaitu mereka yang punya harta lalu diinfakkan pada jalan kebaikan. Mereka yang mendapat kecukupan harta lalu dimanfaatkan untuk kepentingan yang maslahat bagi banyak orang, atau juga pada mereka yang membutuhkan. Kita layak cemburu pada mereka yang menekuni ilmu lalu memanfaatkan ilmunya untuk hal-hal yang bermanfaat. Di samping itu, tentu saja untuk ia amalkan dan ajarkan kepada banyak orang. Sehingga ilmu yang peroleh selalu mendapat keberkahan dari Allah.

Ingat, cemburu itu boleh, tapi harus pada jalan yang sepantasnya. Jangan cemburu dalam makna iri dan dengki pada orang lain. Jangan pernah cemburu karena urusan harta dan jabatan yang Allah berikan kepada mereka di luar sana. Lebih baik kita cemburu pada mereka yang suka bersedekah dengan harta dan ilmunya. Kita fokuskan diri untuk belajar pada mereka agar kita terdorong untuk melakukan kebaikan yang sama. Mohonlah kepada Allah dengan sungguh-sungguh agar diberi rezeki dan ilmu yang cukup, agar kita bisa bersedekah dengannya. (CM)

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini